Aku melihat manusia telanjang
Terkinja-kinja
Terbahak-bahak
Terkekek-kekek
Gembira
Benar gembira
Aku melihat manusia telanjang
Terjatuh-jatuh
Teresak-esak
Tersedu-sedu
Sakit
Benar sakit
Lalu manusia telanjang
Lari
Lari cari air
Buat suci tubuh
Buat suci hati
Lalu manusia telanjang
Sarung
Sarung baju labuh
Tutup tubuh badan
Tutup basah dosa
Kulihat manusia telanjang berpakaian
Bersujud atas tanah rata
Meminta-minta
Menangis-menangis
Air mata di pipi sengaja tidak diseka
Biar nampak ikhlasnya
Biar nampak tulusnya
“Duhai Pencipta cinta!”
“Cintaku pada-Mu ibarat angin malam yang bertiup sayup
membawa irama indah meski tak terlihat dek mata tapi meresap hingga tertutup
liang roma”
“Kala angin mengundur diri bersama malam berlalu pergi aku ibarat
bunga matahari yang kembang tanda cinta pada matahari. Begitu cintaku pada-Mu”
Lantang luahan hati bicara rasa manusia telanjang berpakaian
“Maka perkenankan doaku, Tuhanku”
Sambungnya
Sesaat
Hilang sakit hilang lukanya
Hilang kudis hilang parutnya
“Oh syukurlah! Terima kasih Yang Menyembuhkan. Terima kasih!”
Sesaat lagi
Manusia telanjang berpakaian sudah tidak berpakaian lagi telanjang kembali
Aku melihat manusia telanjang
Terkinja-kinja
Terbahak-bahak
Terkekek-kekek
Gembira
Benar gembira
No comments:
Post a Comment